Pages

Rabu, 01 September 2010

Amayadori, Forget-Me-Not...

Sebuah sore di bulan September.
Musim penghujan mulai menghampiri.
Percik tempias air hujan, dan hembusan angin dingin serasa menusuk tulang.
Gia merapatkan kancing coat panjangnya, sambil sesekali melirik jam tangan. Masih satu jam sebelum keretanya datang.

Gia lantas berjalan ke sebuah cafe peron, berniat mencari kopi untuk menghangatkan tubuhnya.

Di sebuah meja seberang, Gia melihat sosok laki-laki yang sangat dikenalnya. Tampak terkejut, tak sadar Gia memekik memanggilnya, "Pippo"

Dia tampak terkejut. Rokoknya terjatuh, dan mereka saling berpandangan.
Beberapa saat kemudian,
"Apa kabar, Gi ?" tanyanya.
"Aku... baik.. "
Sedikit canggung, tapi senyum itu mengembang di antara mereka.
"Mau secangkir kopi?" tawarnya.

Gia tersenyum dan duduk di bangku di depan tempat dia duduk.
Pippo masih saja keren seperti dulu, hanya saja rentang waktu belasan tahun telah membuatnya bertumbuh lebih tegap dan besar, dan wajah yang dewasa.

Nama aslinya adalah Philip, tapi Gia memanggilnya Pippo. Dulu dia benci sekali dipanggil seperti itu, tapi Gia masih saja memanggilnya Pippo. Mereka tumbuh bersama di Junior High School di sebuah kota kecil. Philip  adalah murid pendatang baru, tapi dengan cepat dia menjadi bintang yang bersinar karena ketampanan & bakatnya.

Gia yang pertama jatuh cinta padanya. Siang itu sepulang sekolah, secara rahasia Gia meninggalkan sekuntum bunga forget-me-not, bunga kecil berwarna biru dan berputik kuning, di atas sadel sepeda Philip.
Philip memungutnya dan membuangnya. Gia yang berdiri tak jauh dari situ berteriak, "Mengapa kau membuangnya?"

"Mengapa aku harus menyimpannya?" tanya Philip balik.
"Itu adalah tangkai bunga forget-me-not..." kata Gia.
"Apa artinya?"
"Simbol cinta dan harapan," jawab Gia, pipinya memerah dan panas seketika.
"Kau tahu siapa yang menaruhnya di sini?" tanya Philip.
"Aku," jawab Gia ragu.

Philip tersenyum dan mengulurkan tangannya, "Untuk Cinta dan harapan."
Gia menyambutnya, "Forget-me-not"

Sejak saat itu mereka dekat dan bersahabat. Tiga tahun dalam kisah manis, pertengkaran kecil, dalam roman picisan.

Philip menambahkan 2 kubus gula dalam secangkir kopinya, dan kopi Gia."Kau masih ingat?"
"Iya," jawab Gia. "Dua kubus gula...untuk secangkir kopi yang tidak terlalu manis."


Philip tersenyum dan menyisir rambut hitamnya dengan jemarinya, kebiasaanya persis seperti 15 tahun yang lalu. Juntai rambutnya jatuh di pelipisnya. Membingkai wajah gagahnya dengan kesan angkuh dan dingin. Kesan yang menggetarkan hati Gia, bahkan hingga saat ini.

"Menakjubkan melihatmu sekarang ini, Gi... Apakah kau menjadi guru sekarang?" tanya Philip.
Gia tertawa kecil. "Iya, menjadi guru anak-anak kecil adalah impianku, hidupku menyenangkan dengan mengajar dan belajar bersama mereka."

"Apakah kau menjadi seniman sekarang?" tanya Gia pula.
Philip tersenyum. Dia mengeluarkan kotak kecil crayon berwarna-warni dari tas ranselnya. Dan selembar kertas tebal berukuran A4.
"Aku bahkan bisa melukis dalam 5 menit,"
"Aku mempunyai 3 studio lukis, kapan-kapan mampir," cerita Philip sambil jemarinya lincah menggoreskan crayonnya.
"Hidup di kota besar dengan pekerjaan yang tidak menentu merupakan tantangan bagiku, tapi aku menyukai cara ini. Merasakan gairah, semangat, ataupun kesedihan, keputusasaaan, dalam goresan warna..."

Gia tidak berani bertanya, apakah Philip sudah menikah, atau berapakah anaknya sekarang. Setahu Gia, Philip bercita-cita menikah saat umurnya 50 tahun. Dan dulu, Gia tidak sanggup berpikir itu adalah dirinya yang bersanding bersamanya. 50 tahun, setua apakah itu...

Philip beranjak pergi, keretanya mungkin sebentar lagi datang, dia memasukkan lukisannya dalam sebuah amplob, dan memberikannya pada Gia.
"Selamat tinggal, Gi.."
Seperti 15 tahun yang lalu, saat dia pergi dengan ke"diam"-mannya, dalam kesunyian kata-katanya, tapi begitu pedih menyayat hati Gia.

Tapi, memahaminya dengan cita-citanya adalah bagian yang harus dia teguk dalam pahitnya cerita cinta mereka.
Sekarang Gia bahagia dengan kehidupannya, menjadi guru anak-anak balita di kota kelahirannya, dengan seorang putri dan suami yang mencintainya.
Dan Philip, dia masih saja menakjubkan dengan segala kemisteriusannya.

Gia membuka amplob pemberian Philip, dia tersenyum melihat lukisannya.


***
Backgorund cerita terinspirasi dari lagu Mayumi Itsuwa, AMAYADORI.





Free MP3 Downloads at MP3-Codes.com


(Kira-kira) lagu AMAYADORI artinya sebagai berikut :
 
Ekino homu de mikaketa
Tanpa sengaja, aku bertemu denganmu di peron stasiun kereta
Anata wa mukashi no koibito
Kau, kekasihku dimasa lalu
sono, natsukashi yokogao
Memandangi raut wajahmu sekilas
Omowazu koe o kaketa watashi
Tanpa kusadari, aku memanggilmu
Anata wa odoroita yo o ni
Kau terlihat terkejut,
Tabako o otoshite shimatta
Rokokmu terjatuh
Kudake chitta honoo no hibi ga
Jembatan diantara kita sekarang sudah habis terbakar
Tsuka no mani, yomigaeri
Semua memori seakan terlintas kembali
Mitsume au,
Kita saling memandangi satu sama lain

doo shiteru ima wa Arekara kimi wa,
Apa kabarmu Sejak saat itu
Genki ni shiteru wa Itsu datte watashi,
Aku baik-baik saja, Hidupku menyenangkan
Ocha demo nomou
Apakah kau mau secangkir kopi?
Sukoshi no jikan,
Sebentar saja
Densha wa Toori sungite yuku
Kereta segera berjalan cepat

Anata wa koohi kappu ni Kakkusatoo futatsu irete
Kau menambahkan 2 sendok gula ke dalam kopimu
Ima no boku wa,konna mono sato
Dan berkata “Kau masih mengingatnya dengan baik”
Warai nagara kami o kaki ageta
Kau tersenyum, dan menyisir rambutmu dengan tanganmu
Soo dakedo fushigi ne
Terasa aneh
Anohi wakareta koto mo
Alasan kita berpisah hari itu
Tada amari ni wakasugita dakedato futari
Kita hanya terlalu muda (saat itu)
Tagai ni yurushi aeru
Kita bisa saling memaafkan sekarang

Aishitawa, watashi Anata no koto o
Aku yang pertama mencintaimu
ima wa betsu betsu no Yume o ou kedo
Sekarang kita di jalan yang terpisah mengejar impian kita masing-masing
Meguri aiwa Sutekina koto ne
Menakjubkan melihatmu dalam perubahan ini
Amayodori suru yoo ni futari
Rasanya seperti kita berdua berteduh dari hujan


Disarikan dari :
http://www.youtube.com/watch?v=TUe-hPpOjmc
 dan
http://doublewind.wordpress.com/2007/12/25/amayadori-itsuwa-mayumi/