tag:blogger.com,1999:blog-2380642002192717302024-02-08T00:36:40.828+07:00I fly,flying without wings..Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-36323160991335991752011-11-11T21:16:00.004+07:002011-11-12T23:09:49.838+07:00Mimpi Yang Sedih (2)<i><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;"><br />
</span></i><br />
<i><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">Tahun ketiga bagi aku dan Niko.</span></i><br />
Bukanlah waktu yang singkat untuk menjalani hubungan penuh "kepura-puraan" ini. Aku sebut demikian karena kami saling berpura-pura bahwa, <i>That's fine...We'll be fine...All is fine.</i><br />
Tapi cinta kami tidak pura-pura. Aku merasakannya jauh di dalam dasar hatiku, aku mengharapkan bisa bersama Niko, for the rest of my life. Till death do us appart. Dan aku yakin, Niko pun demikian.<br />
<br />
Sebaliknya...tidak ada yang "baik-baik" saja sebenarnya. Di dalam, kami bergolak, bertarik-tarikan. Saling menanyakan, di mana ujung semua cerita semu ini. Kami menyimpan bom waktu di dalam hati kami masing-masing, yang pada saatnya meledak...dia akan menghancurkan hati, mungkin sampai keping terkecil...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs8aaqMwKAQKao0QUbXGIwDuDU2MFxc1MiAHmHs9nh3kuJUtpa8e7AeTI2dGGxI4oe6Fulw9d8WwmtNwKjBkUEM4fo49paQhZ9Up-BihbSVHpDxvK0nJWpPI-eV1dhjUPheU7_i7zuBG-D/s1600/lost+in+love.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs8aaqMwKAQKao0QUbXGIwDuDU2MFxc1MiAHmHs9nh3kuJUtpa8e7AeTI2dGGxI4oe6Fulw9d8WwmtNwKjBkUEM4fo49paQhZ9Up-BihbSVHpDxvK0nJWpPI-eV1dhjUPheU7_i7zuBG-D/s320/lost+in+love.jpg" width="320" /></a></div><br />
Tuhan,<br />
Apakah ini kehendak-Mu...<br />
buatku mengenal cinta melalui dia...<br />
Seseorang yang tidak mungkin kumiliki.<br />
<br />
Tuhan,<br />
jika ku layak bertanya...<br />
Mengapa ini jauh berbeda...di saat aku melihat sesuatu yang sama...<br />
tentang cinta.<br />
<br />
Sesuatu yang kami genggam dan tak mungkin kami lepaskan,<br />
Apakah untuk melukai?<br />
Ataukah batas yang tak pernah bisa ditembus?<br />
Engkau melihat hati kami...<br />
Seperti air embun yang bening dan murni.<br />
Begitulah kami di hadapan-Mu.<br />
Namun sekejab lenyap bersama sinar-Mu.<br />
<br />
Aku menyerah,<br />
Aku manusia tak mampu menyelami sepucuk ilmu tentang-Mu.<br />
<div style="text-align: center;">***</div><br />
"Nick, aku dengar-dengar kamu lagi dekat dengan Fara, ya?" tanyaku pada Niko.<br />
Beberapa kali malahan, slentingan-slentingan tidak enak tsb. mampir ke telingaku.<br />
Aku mencoba untuk meredam amarahku, tapi akhirnya aku tidak tahan juga.<br />
<br />
"Kenapa? Bukannya selama ini kamu tak pernah percaya kepadaku...Apa susahnya bagimu untuk tahu aku bersama Fara, or any girls...," jawab Niko.<br />
Sikapnya yang selalu "enteng" ini sering membuatku naik pitam.<br />
"Ooohh, jadi benar, gosip itu?" tanyaku sambil menaikkan nada bicara.<br />
"Sofie... kamu kan yang mau play a game? Okay... ini baru game..!" jawab Niko tak kalah sengitnya.<br />
Aku memandang wajahnya. Rasanya gondok bangeeett...<br />
Aku akan kehilangan dia, sooner or later...<br />
So, apa bedanya...sekarang atau nanti?<br />
God, matanya indah sekali. Aku memuja kedua mata yang Kau ciptakan begitu sempurna itu. Tatapannya yang teduh, mungkin tidak akan pernah lagi aku melihat bayanganku di sana.<br />
Tiba-tiba kedua mataku berkaca-kaca.<br />
<br />
"Aku sedih kamu tidak pernah tahu, bahwa ini menyakitkan bagiku. Sangat menyakitan..." kataku.<br />
Aku menonjok dada Niko, pelan tapi dalam.<br />
Ketika aku beranjak pergi, dengan cepat Niko meraih tanganku.<br />
"Aku tidak ingin bersama Fara..or any other girls. Aku hanya ingin bersamamu, Sofie...percayalah," kata Niko.<br />
<br />
Terima kasih, sweetheart... Kamu selalu manis padaku. Sebutir air mataku meleleh, dan aku menghapusnya dengan cepat.<br />
<div style="text-align: center;">***</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasanya aku ingin waktu berhenti, tidak akan ada bulan Desember. This is November coming again...</div><div style="text-align: justify;">Aku masih teringat jelas pertengkaran kami siang tadi. Fara...or siapa pun itu...Mungkin tidak penting siapa di antara kita,Niko...tapi kita memang tidak ditakdirkan bersama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-3222184618094495762011-11-04T12:34:00.003+07:002011-11-11T21:13:25.144+07:00Mimpi Yang Sedih<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHKUf_FLNqNK33QudmFh4AfX1WO-X9V51mvp5qEOFRak2AHXCibRs-Ut6dOFoLzO9ml1nnh5E2JofvxEA-rykkLt9-hsYqTujGDba7YuZk5-shxjlfMjT13Rt_jAx68UtJ2UeWmTuoK9DY/s1600/hands+in+meadow-flowers.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHKUf_FLNqNK33QudmFh4AfX1WO-X9V51mvp5qEOFRak2AHXCibRs-Ut6dOFoLzO9ml1nnh5E2JofvxEA-rykkLt9-hsYqTujGDba7YuZk5-shxjlfMjT13Rt_jAx68UtJ2UeWmTuoK9DY/s1600/hands+in+meadow-flowers.jpg" /></a><br />
<blockquote class="tr_bq"><blockquote class="tr_bq"><span class="Apple-style-span" style="background-color: #cfe2f3;"><i><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">Aku bermimpi,</span></i><i><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">tentang padang yang luas,</span></i></span><br />
<blockquote><i style="background-color: #cfe2f3;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">langit biru berpendar,</span></i><i style="background-color: #cfe2f3;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">Hanya ada kita di sana,</span></i><i style="background-color: #cfe2f3;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">Kau dan aku...</span></i></blockquote></blockquote></blockquote><i style="background-color: #cfe2f3;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">Kita berjalan bersisian,</span></i><br />
<i style="background-color: #cfe2f3;"><span class="Apple-style-span" style="color: #0b5394;">Saling berpegang tangan...</span></i><br />
<br />
<br />
<i><span class="Apple-style-span" style="background-color: #cfe2f3; color: #0b5394;"> </span></i><br />
<div style="text-align: center;"><i>*** </i></div><div style="text-align: justify;">Aku mempercepat langkahku. Terik matahari kota Surabaya panas menyengat siang ini.</div><div style="text-align: justify;">"Hei, tunggu...!" seru sebuah suara.</div><div style="text-align: justify;">Aku memperlambat langkahku...sambil menoleh kanan-kiri-belakang...</div><div style="text-align: justify;">Oh, rupanya dia yang memanggilku. Seorang cowok dengan hem putih bergaris biru, dan bercelana jeans jelek. Tapi, hei...dia cute.</div><div style="text-align: justify;">"Lembaranmu jatuh," katanya sambil menyodorkan sebendel foto copy-an.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;">"Ya ampun," seruku. "Ini bahan buat tugas besok.Kok bisa ya?"</div><div style="text-align: justify;">"Ya, jatoh lah. Tadi cepet banget kamu jalan. kayak mau lari aja..."</div><div style="text-align: justify;">Aku malah asyik memeriksa lembarannya satu per satu tanpa menghiraukan cowok tadi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Thanks, ya..." kataku. Sesaat aku tertegun.Ya ampun, dia tampan banget...</div><div style="text-align: justify;">Dia mengangguk sambil melempar senyum di ujung bibirnya. God, dia makhluk paling manis yang pernah Kau ciptakan....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Aku Niko, anak Teknik Elektro," katanya kemudian.</div><div style="text-align: justify;">"Sofie," jawabku.</div><div style="text-align: justify;">"Arsitek,kan?" balas Niko.</div><div style="text-align: justify;">"Iya. Kok tahu?"</div><div style="text-align: justify;">"Aku tadi nemu berkasmu di kampus Arsitek."</div><div style="text-align: justify;">"Oh ya? Kamu dari kampusku?"</div><div style="text-align: justify;">"Iya, ngantar pacarku," jawab Niko.</div><div style="text-align: justify;">Ups....</div><div style="text-align: justify;">"Siapa?" tanyaku ingin tahu.</div><div style="text-align: justify;">"Wenda," jawab Niko. "Kenal,kan ?"</div><div style="text-align: justify;">Yaaach, keluhku dalam hati. Siapa sih di kampus ini yang gak kenal Wenda? si populer, cantik, sexy, dan modis...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Eh ntar sore ada pembukaan pameran robotic lho, mau dateng, gak? Di Graha..." kata Niko.</div><div style="text-align: justify;">"Emmm, aku ada kerjaan, tugas kuliah besok. Aku akan datang lain hari aja deh," jawabku.</div><div style="text-align: justify;">"Good! Besok aku SMS deh," kata Niko.</div><div style="text-align: justify;">"SMS?" kataku heran.</div><div style="text-align: justify;">"Iya, boleh kan?"</div><div style="text-align: justify;">Aku tersenyum kikuk.</div><div style="text-align: justify;">"Mana nomernya?" tanya Niko sambil mengeluarkan HPnya.</div><div style="text-align: justify;">"081..." aku menyebutkan nomerku bagai kerbau dicocok hidungnya.</div><div style="text-align: justify;">"Thanks, Sofie..." kata Niko.</div><div style="text-align: justify;">Dia kemudian berlalu begitu saja. Sedangkan aku masih tertegun memandang punggungnya, dan sosoknya yang tegap mempesona.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sehari itu aku memikirkan Niko. Tubuhnya yang tinggi, dagunya yang kokoh, tatapan matanya yang manis dan senyumnya yang menakjubkan itu.</div><div style="text-align: justify;">Dari Rima, teman kost sekamarku, aku tahu Niko ternyata sudah terkenal sebagai tetangga kampus yang cakep. He's the idol. Gak heran, dia memang duper cakep. "Tapi dia playboy, Sof...gonta-ganti cewek kerjaannya," kata Rima.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keesokan pagi, aku bangun dan membaca SMS baru.</div><div style="text-align: justify;"><blockquote class="tr_bq">Pagi, Sofie...Sore ini, jam 16.00, pintu utara Graha. Aku menunggumu. Niko.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Aku tersenyum.</div><div style="text-align: justify;">Dasar playboy, kataku dalam hati. Sudah punya pacar masih saja bermanis-manis dengan cewek lain, bikin ge-er aja...Tapi baiklah, aku juga tidak akan berminat pacaran denganmu, Niko. Let's meet.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sore itu aku menyempatkan diri pulang dan mandi terlebih dahulu, sebelum ke Graha.</div><div style="text-align: justify;">Graha pintu utara, hahahaha....mari kita lihat apa maunya dia.</div><div style="text-align: justify;">"Sofie, kamu datang tepat waktu. Kamu rapi dan wangi, so sweet..." sapa sebuah suara.</div><div style="text-align: justify;">Aku ngakak. "Jadi, apa hebatnya pameran robotic kali ini?"</div><div style="text-align: justify;">"Kita akan cari tahu," kata Niko.</div><div style="text-align: justify;">"Wenda ga ke sini, Nick?" tanyaku ragu-ragu. Gila aja, entar dikira ngembat pacar orang.</div><div style="text-align: justify;">"Oh tidak, tentu saja dia tidak akan berminat dengan robot kecuali robotnya bisa melayani dia meni-pedi," jawab Niko. Aku tertawa mendengarnya.</div><div style="text-align: justify;">Sesore itu aku habiskan di pameran robotic bersama Niko. Tanpa aku sadari, aku begitu nyaman bersamanya, aku kerasan berada di antara lempengan logam dan kabel yang memenuhi ruang pameran. Aku banyak tertawa. Dan bertukar cerita. Hei, aku bahkan lupa bahwa aku baru saja berkenalan dengannya kemarin. Sepertinya...kami sudah saling akrab selama bertahun-tahun...</div><div style="text-align: center;">***</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kalian makin dekat saja, nih..."kata Rima suatu sore, saat aku baru saja datang.</div><div style="text-align: justify;">"Siapa, Rim?" tanyaku.</div><div style="text-align: justify;">"Kamu dan Niko The Idol..." sahut Rima.</div><div style="text-align: justify;">"Baru aja hunting buku bareng. Itu aja. Kenapa emang?"</div><div style="text-align: justify;">"Kalian pacaran ya?"</div><div style="text-align: justify;">"Enggak lah. Enggak mungkin banget," jawabku.</div><div style="text-align: justify;">"Minder ya, saingan sama Wenda?" sindir Rima.</div><div style="text-align: justify;">Aku tergelak. Maybe...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tapi jauh dalam hatiku aku sedang berpikir tentang pertanyaan Rima. Aku semakin dekat dengan Niko. Kami seperti dua teman lama yang bertemu kembali. Niko memiliki kepribadian yang sangat menarik di balik segala kelebihan fisiknya. Dan kuakui aku merasa senang dekat dengannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini tanpa aku sadari aku terlibat lebih jauh secara emosi dengannya. Sesuatu yang tak pernah terlintas dalam pikiranku, untuk jatuh cinta padanya...Iya, karena sejak semula aku dan dia mempunyai perbedaan yang fundamental, beda keyakinan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tuhan, bisikku dalam hati. Ijinkanlah aku bersamanya...sampai suatu saat yang memisahkan kami.</div><div style="text-align: center;">***</div><div style="text-align: justify;">"Mau ice cream apa?" tanya Niko.</div><div style="text-align: justify;">"Stroberi," jawabku.</div><div style="text-align: justify;">"Selalu yang warna pink,"kata Niko sambil menyodorkan sebuah cone ice cream.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu sore setelah kuliah. Niko menjemputku di kampus Arsitek. Aku sempat bertemu Wenda tadi. Anehnya aku merasa biasa saja ketika melewatinya dan menghampiri Niko yang menungguku di parkiran sepeda motor.</div><div style="text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="text-align: justify;">"Niko, what's up denganmu dan Wenda?" tanyaku.</div><div style="text-align: justify;">Niko melirikku sambil asyik menjilati ice creamnya.</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa kau tanya?" tanyanya balik.</div><div style="text-align: justify;">"Kau tidak pernah cerita tentang kamu dan Wenda,"</div><div style="text-align: justify;">"Kau tidak pernah bertanya," kata Niko.</div><div style="text-align: justify;">"Niko, ayolah...aku serius,"</div><div style="text-align: justify;">Niko menatapku, "Aku sudah putus dengannya."</div><div style="text-align: justify;">"Oh benarkah? Tapi bukan karena aku kan, Niko?"</div><div style="text-align: justify;">"Mungkin iya, or mungkin emang aku sudah gak nyambung dengan dia aja," jawab Niko.</div><div style="text-align: justify;">"Nick, kenapa sih kamu gak pernah cerita? Aku kira kalian baik-baik saja. Aku tidak mau jadi penyebab hubungan kalian putus..."</div><div style="text-align: justify;">"Sofie...memang kamu pernah perduli? Denganku dan Wenda? Enggak, kan... Ya sudah deh, lupain aja."</div><div style="text-align: justify;">"Kok kamu ngomongnya sengit gitu, Nick?"</div><div style="text-align: justify;">"Emang kan? Selama ini aku lebih sering bersamamu daripada sama Wenda, Lalu apa anehnya kalau aku dan Wenda putus?"</div><div style="text-align: justify;">"Niko!" seruku.</div><div style="text-align: justify;">"Kau mau aku bilang apa ke Wenda? we're just friends?"</div><div style="text-align: justify;">Aku terdiam. Speechless.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku mungkin tak pernah perduli tentang kamu dan Wenda. Karena aku menginginkanmu.</div><div style="text-align: justify;">Tapi kamu tahu, kita gak mungkin pacaran kan, Nick... Kalaulah kita pacaran, kita gak mungkin menikah.</div><div style="text-align: justify;">Kamu tahu, aku tahu. Dan itu sudah menjadi kesepakatan kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan kesepakatan kita juga, bahwa kita akan mengakhiri kemesraan ini, akhir tahun ini.</div><div style="text-align: justify;">This is November. Dan Niko bilang dia baru saja putus dengan Wenda.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Kau jangan mempersulit keadaan. Buatlah ini mudah bagiku, Niko....." kataku.</div><div style="text-align: justify;">"Aku tidak mau." kata Niko.</div><div style="text-align: justify;">"Desember, right?" Aku mencoba mengingatkan.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak akan, Sofie. Aku tidak mau berpisah denganmu..." kata Niko. "Aku putus dengan Wenda karena aku ingin bersamamu..."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Aev2-wECL9JE_YhGN7n-Pe39oIM5zVXnS3gM3wSnIem-s_yspbDxs-ZC9_qbkQt1jMp9-JpuHPOh1HXrbJOqT3dosmHiIwMP9ie9gvRfsvMnijIhRRpDMQPtpSHSuZwPyWayq58jZJOb/s1600/ice+cream+girl.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Aev2-wECL9JE_YhGN7n-Pe39oIM5zVXnS3gM3wSnIem-s_yspbDxs-ZC9_qbkQt1jMp9-JpuHPOh1HXrbJOqT3dosmHiIwMP9ie9gvRfsvMnijIhRRpDMQPtpSHSuZwPyWayq58jZJOb/s320/ice+cream+girl.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku tersenyum, ada rasa bahagia menyeruak di lubuk hatiku. EGP dengan Wenda...!!</div><div style="text-align: justify;">"Thanks ya..." kataku.</div><div style="text-align: justify;">Niko membelai pipiku. "you're welcome, sweetheart..."</div><div style="text-align: justify;">"Ice creamnya meleleh tuh, dari tadi bengong aja..." kata Niko kemudian. "Kamu manis walaupun sedang cemot."</div><div style="text-align: justify;">Aku tertawa kemudian.</div><div style="text-align: justify;">Sore yang indah.</div><div style="text-align: center;">***</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Setahun berlalu dengan cepat.</div><div style="text-align: justify;">Aku dan Niko. Sebuah kemesraan yang sulit ditolak. Sebuah jalinan yang terdengar absurd...</div><div style="text-align: justify;">Sama-sama membodohi diri sendiri, untuk menyadari bahwa suatu hal yang menyakitkan menanti di ujung sana. </div><div style="text-align: justify;">Ya, kami juga bertengkar...for silly arguments. Tapi tiap-tiap pertengkaran membuatku semakin dekat dengannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Entahlah, entahlah... aku tidak mau berpikir apa pun saat ini. Aku tidak mau mendengar nasehat-nasehat apa pun tentang aku dan Niko. Tolong, jangan urusi hatiku. This is my life. Dan ada Niko di sana sekarang. So, be it....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">31 Desember. Saat semua orang bergembira ria merayakan old and new...aku tidur-tiduran di kamarku sambil menatap layar kosong emailku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sofie, tahun baru ke mana?"</div><div style="text-align: justify;">"Belum tahu, mungkin di rumah saja, menulis surat buatmu," jawabku.</div><div style="text-align: justify;">"Kenapa sih repot? Kirim pake e-card saja, tinggal set tanggal dan waktu...Kita liburan yuk"</div><div style="text-align: justify;">"Gak lucu, Niko. Time is up." sahutku kesal.</div><div style="text-align: justify;">Ya, aku kesal pada diriku sendiri. Aku ingin bersamanya. Tapi aku juga ingin berpisah dengannya.<br />
<br />
Apa yang harus aku tulis?<br />
Aku tidak sanggup berkata "Selamat Tinggal" padanya.<br />
Bagaimana jika "Terima kasih untuk semuanya..."<br />
Jari-jariku terasa kelu seketika.<br />
Terbayang kembali saat pertama aku mendengar suaranya, "Hei, tunggu..!"<br />
Ya Tuhan, kenapa harus Niko yang menemukan berkas copy-an itu...<br />
<br />
Tak terasa air mataku meleleh. Niko, mengapa begitu berat untuk pergi darimu...<br />
Akhirnya aku tertidur dengan sendirinya di depan laptopku.<br />
<br />
Pagi-pagi sekali Rima mengagetkan aku dengan suara terompetnya yang memekakkan telinga itu.<br />
"Sialan, Rima! Bisa rusak ni telinga..." makiku sambil setengah ngantuk.<br />
"Anak-anak kemarin main ke rumah Anggie lho, ada pesta barbeque di sana. Girls only, khusus jombloers..."celoteh Rima.</div><div style="text-align: justify;">"Ooooh..."<br />
"Pergi ke mana saja jeng, sama si Niko?" tanya Rima.<br />
"Hah?! Aku gak kemana-mana, jeng...hellooo..." jawabku kesal.<br />
"Haah?! Ini kan tahun baru, Niko ngapain aja, hellooo...." ledek Rima.<br />
"Ga tahu deh," sahutku. Tiba-tiba mataku tertumbuk pada notification inbox emailku.<br />
<br />
This is it. Surat dari Niko.<br />
<br />
Dengan bergetar aku klik email dari Niko.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7TuZAD0LhQa5KyALUq9O3bcLkqt2abWsBBQfSl9T30xNo9MpKfMy6sETW5C92U4Z3mdXejeimIdm4c5Jq4pwJSA2blzMB-8Q8TCWzhjJVyLQaRgGAfivl8eolXJEedOb9wp_y__qrpSW1/s1600/friendship_forever.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7TuZAD0LhQa5KyALUq9O3bcLkqt2abWsBBQfSl9T30xNo9MpKfMy6sETW5C92U4Z3mdXejeimIdm4c5Jq4pwJSA2blzMB-8Q8TCWzhjJVyLQaRgGAfivl8eolXJEedOb9wp_y__qrpSW1/s400/friendship_forever.jpg" width="337" /></a></div><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku tersenyum. Terima kasih Niko.</div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: center;">***</div></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>~bersambung~</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i><br />
</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br />
</i></div>Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-54628012313374105982010-11-07T03:35:00.006+07:002010-11-08T18:37:38.536+07:00Jangan Tinggalkan Aku Sendiri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSvofYnbQugci3xwLkcCshDDkY4-vvBXSUJ9_GhrvSoCIXZ7d3wiUJJGxq6UXJqpr7y6gE-VCFSaXPaE9RUOwhL_G5OysqtX8UrYpxqm9nLtrvrcUaweKqkabuuWTtupzdICPKw8ovFKod/s1600/alone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSvofYnbQugci3xwLkcCshDDkY4-vvBXSUJ9_GhrvSoCIXZ7d3wiUJJGxq6UXJqpr7y6gE-VCFSaXPaE9RUOwhL_G5OysqtX8UrYpxqm9nLtrvrcUaweKqkabuuWTtupzdICPKw8ovFKod/s320/alone.jpg" width="218" /></a></div><div style="text-align: center;"><blockquote><blockquote> <span style="background-color: #cccccc;">"</span><b style="background-color: #cccccc;"> If you walk alone, i'll be your shadow..."</b></blockquote></blockquote></div><br />
After midnight.<br />
Tak pernah kurasakan malam yang begitu sunyi seperti ini.<br />
Aku sendiri, terbungkus dalam udara dingin yang bertiup lewat jendela kamarku.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Saat-saat aku sendiri dalam kamar, tanpa teman, selalu saja aku menjadi rapuh seketika.</div><div style="text-align: justify;">Entah apa yang salah, aku merasa aku dicekam sedih berlebihan bila sendirian.</div><div style="text-align: justify;">Seakan-akan aku merasakan orang-orang yang mencintai dan aku cintai pergi meninggalkan aku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;">****</div><br />
"Dari mana, sayang?" tanya Mario.<br />
"Menurutmu? Bukankah kamu tahu aku bekerja?" jawabku dengan nada tinggi.<br />
"Ini jam satu malam, Sandra...aku khawatir denganmu..." jawab Rio.<br />
"I'm fine..." jawabku pendek.<br />
<br />
Rio tidak bertanya lagi, dia malah pergi ke dapur.<br />
Aku masuk ke kamar dengan jengkelnya.<br />
<br />
<br />
"Sandra, lain kali kalau pulang telat, beri tahu aku dulu ya, aku menunggumu sepanjang malam..."<br />
"Ya! Aku tahu...! Kamu miskol aku tiap 15 menit, mengirim SMS puluhan kali seperti orang gila," jawabku.<br />
"Aku bisa berhenti jika kau membalasnya, satu kali saja, tapi kamu tidak..."<br />
"Rio, tolong pergi.... kamu menyalahkan aku sekarang ya?"<br />
"Jadi kamu tidak sadar kalau kamu memang salah?" bantah Rio.<br />
"Aku capek, jangan ajak aku bertengkar.... Kalau kamu mau, kamu pergi saja?"<br />
<br />
Rio meletakkan secangkir teh yang masih mengepulkan asapnya di meja nakas, dan pergi tanpa bicara sepatah kata pun.<br />
Terima kasih Rio, buat secangkir teh hangatnya.<br />
Tak terasa air mataku jatuh bergulir. Mengapa aku begitu jahat padanya, sedangkan dia begitu baik padaku.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: center;"> ****</div><div style="text-align: center;"></div><i>Tuhan, dia begitu manis dan sayang padaku.</i><br />
<i>Dia membuatku merasa menjadi wanita paling dicintai di dunia.</i><br />
<i>Tapi ...</i><br />
<i>Aku takut tidak bisa membalas cintanya...</i><br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sandra, aku datang!" pekik Mario sambil menenteng tas plastik belanjaan.</div><div style="text-align: justify;">Sore itu aku menangis untuk kesekian ribu kali... </div><div style="text-align: justify;">Aku menghapus air mataku, semburat merah di mataku masih membekas, berharap Rio tidak melihatnya.</div><div style="text-align: justify;">"Yaa...!" sahutku. "Apa yang kamu beli, sayang?"</div><div style="text-align: justify;">"Aku belikan kamu gula kapas, supaya kamu jangan sedih lagi..."</div><div style="text-align: justify;">Aku tersenyum pahit seketika. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis-eSxm9LEiYXZq-qGYExkh3LFGJdH9XdXRKIY-HFz6TuoocYBPVA2RBFMOSnKYLrQUFsN_p9sILLeVZEafG3QvGwfVBJRUmYYjYSinMSNPQuvpZsPcR44KPmw0w-CuLb7-uSME81ReaAM/s1600/CottonCandy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis-eSxm9LEiYXZq-qGYExkh3LFGJdH9XdXRKIY-HFz6TuoocYBPVA2RBFMOSnKYLrQUFsN_p9sILLeVZEafG3QvGwfVBJRUmYYjYSinMSNPQuvpZsPcR44KPmw0w-CuLb7-uSME81ReaAM/s1600/CottonCandy.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Rio menyodorkan segumpal besar gula kapas.</div><div style="text-align: justify;">"Terima kasih, ya...." kataku terharu.</div><div style="text-align: justify;">Sedikit demi sedikit gumpalan helaian gula manis itu lumer di mulutku.</div><div style="text-align: justify;">Rio memandangku puas,</div><div style="text-align: justify;">"Kau cantik sekali saat makan gula kapas..." katanya kemudian. "Seperti gadis kecil dengan permennya."</div><div style="text-align: justify;">Aku tersenyum . </div><div style="text-align: justify;">Rio, terima kasih sudah membuatku tersenyum.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;">****</div><div style="text-align: justify;"></div><i></i><br />
Sandra, apa yang kamu pikirkan?<br />
Akhir-akhir ini aku tergoncang begitu hebatnya. Sampai-sampai aku mempertanyakan keteguhan hatiku sendiri untuk mendampingi Mario, dalam suka dan duka, sepanjang hidup.<br />
Aku hampir menyerah pada ujung kesabaranku.<br />
<br />
Sebulan yang lalu tanpa sengaja aku bertemu dengan Rendi, mantan pacar pertamaku. Surprisingly, dia bilang baru saja bercerai dengan isterinya. <br />
<div style="text-align: justify;">Godaan yang maha hebat menghampiriku.Aku melihatnya seperti jawaban dari kekurangan hidupku.</div><div style="text-align: justify;">Dia tampaknya menjadi sosok suami yang "sempurna" bagiku, menggantikan Mario.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;">Aku tahu Rio tahu bahwa aku gelisah. Dia seakan membaca bahwa aku tidak betah lagi dalam suasana seperti ini. Entah kekhawatiran tentang masa depan, entah cinta yang mulai luntur.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dan seperti biasanya, aku suka memendam kesedihanku sendiri, atau melampiaskannya dengan caraku sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sayang, mungkin kita perlu mencoba lagi, supaya kita bisa punya anak," kata Mario suatu malam.</div><div style="text-align: justify;">Saat dia tahu aku masih saja meminum pil KB tiap hari, tanpa terlewati. </div><div style="text-align: justify;">"Aku belum siap," jawabku, seperti biasa. "Kita belum siap, Mario..." </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">"Menurutmu kapan kita bisa siap?"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku ingin memekik, YAAA...kalau kita sudah punya rumah yang besar, dan tabungan yang sangat banyak. Sehingga aku tidak perlu bekerja lagi, supaya setiap hari aku bisa merawat anakku sendiri. </div><div style="text-align: justify;">Keinginan antara punya anak dan melepaskan karir cemerlangku adalah bantahan-bantahan dalam hatiku yang tiap hari menyiksaku. </div><div style="text-align: justify;">Sumpah, aku tidak yakin Rio bisa menghidupi kami hanya dengan gajinya yang tidak menentu dan pas-pasan. Berapa sih, gaji seorang pegawai kantor pos?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sampai kapan ini terjadi? </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sandra, kamu semakin tampak buruk setiap harinya...Aku sedih melihatmu seperti ini... Menurutmu apa yang bisa kulakukan untuk membuatmu lebih baik?"</div><div style="text-align: justify;">Aku diam tak menjawab... </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Jangan bersamanya hanya karena kamu kasihan padanya, Sandra...Kau juga berhak bahagia," demikian kata Rendi yang masih terngiang di benakku. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rio menghampiriku, "Aku sayang padamu, Sandra..." sambil menyentuh lembut pipiku</div><div style="text-align: justify;">Dan kemudian dia pergi meninggalkan aku yang terhujam perih mendengar kata-katanya.</div><div style="text-align: justify;">Terima kasih untuk rasa sayangmu padaku, Rio....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kini semua tampak berantakan. Sampan telah membentur batu karang, hancur berkeping-keping...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: center;">****</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dua hari yang lalu Mario berkemas dengan barang seadanya, dan dia bilang sudah mendapat rumah kontrakan kecil baginya. Aku tidak pernah menyuruhnya pergi, tapi aku juga tidak pernah menghalanginya. Aku butuh waktu sendiri untuk berpikir, sambil mengurus semua keperluan perceraian. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam kesendirianku aku bahkan selalu terkenang apa yang aku dan Mario lalui di rumah ini, setiap sikap manisnya, sekaligus mengingatkan betapa ketidakberdayaannya telah membuatku gamang bersamanya lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa hari kemudian Maya, seorang teman kerjanya mampir ke rumahku, dia mengatakan akan mengambil sesuatu milik Mario yang tertinggal di dalam ruang kerja Mario. </div><div style="text-align: justify;">Tanpa terlalu perduli aku mempersilakan dia masuk dan mengambilnya sendiri. </div><div style="text-align: justify;">Tak berapa lama Maya keluar dari ruang kerja Mario. Dia memasukkan sesuatu dalam sebuah amplob besar dan pamit padaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
Tiba-tiba aku tergerak untuk memanggilnya.</div><div style="text-align: justify;">"Biar aku yang mengantarkannya pada Rio, please...." pintaku.</div><div style="text-align: justify;">Ragu-ragu Maya memberikan amplob itu padaku.</div><div style="text-align: justify;">Setelah Maya pergi, aku membuka amplob itu.</div><div style="text-align: justify;">Sebuah pigura kayu hitam sederhana, membingkai sebuah foto pernikahan. Seorang gadis dengan gaun putih yang megah, sedang memeluk seorang pria di kursi roda. Kesan gambarnya begitu kuat dan syahdu. Begitu mengharukan, sehingga aku tak bisa menahan tangisku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgViZfmuwAKPr9FI3kD5GPVGt7fX9hSq8tT3WE87z-1YOO-AseT0q4ciTQUF7l2-gPksT0-6H5-j_FS0bi0wf4HPxx8iiR1SwnRMCUzf1p_YbVvl3vM7AC0X3gPspM9JLCQALC9r3I3oLgo/s1600/terharu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgViZfmuwAKPr9FI3kD5GPVGt7fX9hSq8tT3WE87z-1YOO-AseT0q4ciTQUF7l2-gPksT0-6H5-j_FS0bi0wf4HPxx8iiR1SwnRMCUzf1p_YbVvl3vM7AC0X3gPspM9JLCQALC9r3I3oLgo/s640/terharu.jpg" width="512" /></a></div><div style="text-align: center;"><a href="http://photo.net/contests/wedding/best-of-2009/"><i>http://photo.net/contests/wedding/best-of-2009</i></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
Gadis dalam foto itu telah menunjukkan padaku, bahwa cinta seharusnya bisa menyeberangi semua keadaan...</div><div style="text-align: justify;">Cinta jauh lebih kuat daripada sekedar kaki patah yang tidak bisa berjalan, atau hati yang rapuh karena kebimbangan...</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Foto itu telah menampar keras padaku. Lima tahun masih terlalu pendek untuk menyerah, bukankah pernikahan adalah untuk seumur hidup? </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Teringat saat pernikahan kami, waktu itu Rio membisikkan dekat telingaku, "Jangan tinggalkan aku, Sandra... I Love you..."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku terisak teringat saat itu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tidak, Rio...Jangan tinggalkan aku sendiri...." isakku dalam tangisku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Aku membutuhkanmu, untuk segumpal gula kapas, untuk secangkir teh hangat, dan kalimat sayang yang tulus kamu ucapkan padaku. Aku membutuhkanmu untuk mencintaiku....</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: center;">****</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suatu sore aku mampir meja kerja Mario. Sudah lama nian aku tidak melihat-lihat apa yang sedang dia lakukan di sana. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Hai Sandra, kau baik sekali mau mampir ke sini, mau mengirimkan surat atau paket?" canda Mario.</div><div style="text-align: justify;">"Tidak," jawabku sambil tersenyum."Aku mengunjungimu."</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">"Manis sekali," jawabnya. Matanya berbinar seperti pijaran kembang api yang meriah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Sudah selesai jam kerjanya, mari aku antar pulang," kataku.</div><div style="text-align: justify;">Aku kemudian mendorong kursi Mario.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ya, karena sebuah kecelakaan mobil, kaki Mario patah lima tahun yang lalu, tepat sebelum aku dan dia akan menyelenggarakan pesta pernikahan.... </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">That girl in the pic.... was ME.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="textXLarge" style="color: #444444; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin-bottom: 5px; text-align: right;"><i><span style="background-color: white;">"</span><span style="background-color: #999999;">I</span><span style="background-color: #999999;">f</span> you're <span style="background-color: white;">alone</span>, I'll be your shadow.</i></div><div class="textXLarge" style="color: #444444; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin-bottom: 5px; text-align: right;"><i><span style="background-color: #999999;">If</span> you want to<span style="background-color: white;"> cry,</span> I'll be your shoulder. </i></div><div class="textXLarge" style="color: #444444; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin-bottom: 5px; text-align: right;"><i><span style="background-color: #999999; color: #444444;">If</span> you want a hug, I'll be your pillow. </i></div><div class="textXLarge" style="color: #444444; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin-bottom: 5px; text-align: right;"><i><span style="background-color: #666666;"><span style="background-color: #999999;">If</span><span style="background-color: white;"> </span></span>you’re happy, I'll be your smile. </i></div><div class="textXLarge" style="color: #444444; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin-bottom: 5px; text-align: right;"><i>But anytime you need a friend, I'll just be <span style="background-color: #999999;">ME.</span>" </i></div><div style="color: #444444; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></div><div style="color: #666666; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; margin-left: 6px;"><div style="text-align: right;"><i><b><span style="color: #444444;">(anonymous)</span></b></i></div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
<br />
</div><br />
<center><embed align="top" allowfullscreen="false" flashvars="configURL=http://www.mp3-codes.com/cache/singles/510808.xml&au=true&lp=1&sh=0&bg=0x000000&vl=100&al=100" height="108" scale="noscale" src="http://i47.photobucket.com/albums/f165/alexdale1/singlev23.swf" width="305" wmode="transparent"></embed><br />
<br />
<br />
<small><a href="http://www.mp3-codes.com/" target="_blank">Free MP3 Downloads at MP3-Codes.com</a></small></center><br />
<br />
Walk on, through the wind...<br />
Walk on, through the rain...<br />
Though your dreams be tossed and down<br />
<br />
(You'll never walk alone, ELVIS PRESLEY)Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-22216448401875922272010-11-03T18:18:00.090+07:002010-11-04T10:13:58.043+07:00Di Antara Tiga Orang<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHFr8MVyO-InMot7tCCiqTwsVNj3urRX_LmKETSUxc1hO5bXO51HgRHjxGMet4jdg7h4KzT1Jh6nEasXfEPoHqXzFKI7PiyW1kMQCDrDZjAR8VZDOQlPMVT6_EHxTyO0KkIgRK6iA9FCaJ/s1600/sherina+clip.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHFr8MVyO-InMot7tCCiqTwsVNj3urRX_LmKETSUxc1hO5bXO51HgRHjxGMet4jdg7h4KzT1Jh6nEasXfEPoHqXzFKI7PiyW1kMQCDrDZjAR8VZDOQlPMVT6_EHxTyO0KkIgRK6iA9FCaJ/s320/sherina+clip.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"> *) gambar diambil dari klip Sherina - Pergilah Kau</div><br />
<div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">Aku memandang wajah Ronnie yang serius memandang layar bioskop. Malam ini kami nonton berdua.</div></div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;">Dalam hatiku, aku tak henti-henti mengaguminya. Oh Ronnie, <i>you're so cute!</i></div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;">Sementara jantungku berdebar-debar tak karuan.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;">Dengan gugup kucondongkan badanku dan sekejab kucium Ronnie. Ronnie terkejut sekali! Sementara aku terpaku menatap matanya yang saat itu begitu dekat dengan mataku.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;"><i>Selamat Ulang Tahun,</i> itulah yang seharusnya aku ucapkan. Tapi kenyataannya aku tak sanggup mematuhi skenarioku sendiri. Aku tersihir antara gugup, malu, dan takut.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;">"Terima kasih", bisik Ronnie, dekat di telingaku.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;">Dan Ronnie membalas ciumanku dengan lembut....aku menahan nafas.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;">"Ucapan Selamat Ulang Tahun yang romantis," katanya kemudian.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;"><br />
</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130; text-align: justify;">Keringat dingin membasahi telapak tanganku. Ini gila! Aku mengkhianati sahabatku sendiri karena merasa lebih berhak mendapatkan Ronnie ketimbang dia. Aku merasa lebih cantik, cerdas, dan lebih 'aristrokat'.</div><div style="text-align: justify;">***</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">3 November 2010, saat membongkar arsip lama aku menemukan beberapa lembar cerita-cerita yang pernah aku tulis sewaktu kuliah dulu.</div><div style="text-align: justify;">Salah satunya berjudul DI ANTARA TIGA ORANG, yang mengisahkan tentang persahabatan Ronnie dengan Yola, dan Feby (yang juga pacar Ronnie).<br />
Seperti cerita klasik lainnya tentang persahabatan yang melibatkan cinta, cerita ini dibumbui dengan intrik jatuh cinta pada pria yang sama. Saling menyikut antara dua perempuan, dan kebimbangan seorang Ronnie untuk memilih antara Yola, sahabatnya yang ceria, menyenangkan, memiliki banyak kecocokan dengannya, atau Feby, cinta pertamanya yang cenderung lebih posesif, tukang selingkuh, manja dan kolokan.<br />
<br />
Beberapa hal adalah true story <i>-crossed fingers-,</i> dan banyak hal yang lainnya adalah imajinasi penulis belaka, termasuk adegan ciuman dalam bioskop tadi, hehehe....<br />
<br />
Cerita berawal dari Feby yang selingkuh dengan teman sekampusnya, danYola menghasut Ronnie untuk melancarkan serangan balik, dengan mengajaknya "berpura-pura" selingkuh dengannya. Sekaligus, menyalurkan keinginan terpendamnya untuk memilik Ronnie...<br />
<br />
Tapi akhirnya Yola terjebak dengan permainannya sendiri, dia larut dalam perasaannya. Sementara Ronnie masih saja dalam koridor <i>"just playing a game".</i> Walaupun tidak bisa dipungkiri, Ronnie lebih merasa nyaman, ketika bersama Yola, dibanding bersama Feby.<br />
<br />
Di titik akhir perjalanan permainan mereka, Feby mengetahui perselingkuhan meraka.<br />
<br />
<div style="color: #4c1130;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZbrztGqOa4CYlCpNGcanshB3LVTwH3wpkIN2jHnbQ2kvAKn5KN5TO2X4OAGaNhUynaiM_Xg7XhSQYh06fXt9NeEXXFpA3CNdxgxYLw-x1dGpJfMgTzP3759i-BpZhZKUZ3CuTPz-zkb7B/s1600/i+love+u.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZbrztGqOa4CYlCpNGcanshB3LVTwH3wpkIN2jHnbQ2kvAKn5KN5TO2X4OAGaNhUynaiM_Xg7XhSQYh06fXt9NeEXXFpA3CNdxgxYLw-x1dGpJfMgTzP3759i-BpZhZKUZ3CuTPz-zkb7B/s200/i+love+u.jpg" width="157" /></a></div><div style="background-color: #ead1dc;">"Aku tidak mau terlibat lagi pada hubungan kalian," kata Yola.</div></div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">"Tapi mengapa?" tanya Ronnie.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">"Karena aku tidak bisa, Ron... Pendapatku tidak obyektif lagi. Aku suka padamu, dan membenci Feby..."</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;"><i>Oh, My God! </i>Aku baru saja mengatakannya, di depan Ronnie sendiri.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">Sekejab aku merasa seperti boneka kayu yang terbujur kaku. Seperti badut dengan banyolan yang tidak lucu. Sungguh bodoh dan tolol.</div>***<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br />
Ya, akhirnya terbongkarlah niat busuk Yola untuk mengajak Ronnie "pura-pura selingkuh". Yola sebenarnya tidak sedang berpura-pura dalam sukanya pada Ronnie, <i>actually</i>.</div><div style="text-align: justify;">Untungnya, Ronnie tidak mengubah pandangannya terhadap Yola. Mereka masih saja akrab, dan bersahabat. Atau memang Ronnie sedang mengambil keuntungan dari status quo-nya untuk menghalau kesepiannya? Dasar, cowok.... :D<br />
<br />
Ladies and gentleman....<br />
Akhir dari cerita pendek ini mungkin terdengar klise. Ketika Feby mengajak Ronnie untuk berbaikan kembali, Ronnie menerimanya.<br />
Dan diputuskannyalah (kata yang panjang dan rumit,red.) Yola sebagai 'pacar sementara'.<br />
<br />
<div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">"Mengertilah, please..." pinta Ronnie.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">"Lalu apa yang bisa kumengerti dari jalan pikiranmu, Ron? Kamu katakan kamu suka padaku, kamu senang bersamaku, dan bahkan kau mengeluhkan sikap Feby yang manja, egois, dan kekanak-kanakan. Lalu apa artinya semua ini?"</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;"><br />
</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">"Ini penting bagiku, untuk berusaha menjaga apa yang selama ini aku bangun bersama Feby. Aku butuh mencoba sekali lagi, Yo..."</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">"Alasan itu yang kau punya untuk...meninggalkan aku." Suaraku tercekat di tenggorokan. Aku sangat sedih, dan juga kecewa.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;"><br />
</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">Aku terseyum pahit. Pergilah Ronnie... Ini adalah ciuman selamat tinggal untukmu. Beruntunglah Feby yang telah mendapatkan cintamu.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;"><br />
</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">Malam ini aku menagis sendirian di kamarku. Sangat melukai >> <i>ini adalah frasa kata yang sering aku gunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang menyakitkan.... </i></div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">Ada dua hal yang kutangisi. Kehilangan Ronnie, dan untuk diriku sendiri, yang tak jua mengerti maksna cinta yang diajarkan Ronnie.</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;"><br />
</div><div style="background-color: #ead1dc; color: #4c1130;">I wish I had "Ronnie"</div>***<br />
<br />
I wish I Had "Ronnie" merupakan kutipan akhir dari penulis waktu itu.<br />
Sebenarnya bingung juga, apa sih makna cinta yang diajarkan si Ronnie?<br />
Apakah dengan bertahan dalam komitmen "saling mencintai untuk selamanya" bisa mengalahkan perasaan jengkel karena sikap manja, egois, dan kekanak-kanakan dari pasangan kita? Atau bahkan sikap bertahan dalam gempuran sakit hati walaupun ditinggal pacarnya selingkuh? Memaafkan setiap kesalahan, dan menerima semua kekurangan?<br />
<br />
Apakah itulah yang sebenarnya dibutuhkan oleh seorang Yola, bahwa ada "Ronnie" <i>somewhere out there</i>, yang akan kekeuh dalam komitmen <i>"till death do us apart"</i>?<br />
Well, saya kira Yola tidak mau menjadi Feby yang selingkuh, manja, egois, kolokan walaupun dia memiliki seorang Ronnie...<br />
<br />
Mari kita tanyakan pada Yola...<br />
Karena, maaf, penulis bukan Yola<i> indeed</i>......*ngabuuurrrr*<br />
<br />
<a href="http://s903.photobucket.com/albums/ac232/drdoolittle/Icons%20Animated/Smilies/?action=view&current=AnimatedGIF-BigGrinSmiley.gif" target="_blank"><img alt="microsoft" border="0" src="http://i903.photobucket.com/albums/ac232/drdoolittle/Icons%20Animated/Smilies/AnimatedGIF-BigGrinSmiley.gif" /></a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Eh, balik lagi, ding...</div><div style="text-align: justify;">buat nempelin sebuah lirik lagu, It Might be You by Stephen Bishop.</div><div style="text-align: justify;">This song is so lovely...</div><div style="text-align: justify;">Kurleb seperti Yola yang sedang "Wishing there could be someone" dan mencari sesuatu yang berbisik dalam hatinya "Something's telling me it might be you "</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><br />
<br />
<br />
<center><embed align="top" allowfullscreen="false" flashvars="configURL=http://www.mp3-codes.com/cache/singles/496583.xml&au=true&lp=1&sh=0&bg=0x000000&vl=100&al=100" height="108" scale="noscale" src="http://i47.photobucket.com/albums/f165/alexdale1/singlev23.swf" width="305" wmode="transparent"></embed><br />
<br />
<br />
<small><a href="http://www.mp3-codes.com/" target="_blank">Free MP3 Downloads at MP3-Codes.com</a></small></center><br />
<br />
<div style="color: #4c1130;"><br />
</div><div style="color: #4c1130;"><b>IT MIGHT BE YOU (Stephen Bishop)</b></div><br />
Time, I've been passing time watching trains go by<br />
All of my life<br />
Lying on the sand watching seabirds fly<br />
Wishing there could be someone<br />
Waiting home for me<br />
<br />
Something's telling me it might be you<br />
It's telling me it might be you<br />
All of my life<br />
<br />
Looking back as lovers go walking past<br />
All of my life<br />
Wondering how they met and what makes it last<br />
If I found the place would I recognize the face<br />
<br />
Something's telling me it might be you<br />
It's telling me it might be you<br />
So many quiet walks to take<br />
So many dreams to wake and there's so much love to make<br />
<br />
I think we're gonna need some time<br />
Maybe all we need is time<br />
And it's telling me it might be you<br />
All of my life<br />
<br />
I've been saving love songs and lullabies<br />
And there's so much more<br />
No one's ever heard before<br />
Something's telling me it might be you<br />
Yeah, it's telling me it must be you and<br />
I'm feeling it'll just be you<br />
All of my life<br />
It's you, it's you I've been waiting for all of my life<br />
Maybe it's you Maybe it's you I've been waiting for all of my life.Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-14452275459099069922010-09-01T13:11:00.013+07:002010-11-03T17:47:14.331+07:00Amayadori, Forget-Me-Not...<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo9MhuazXy5FIldZ_fXoHgThHayPAqrp0YLOZQ773PBPG0SdKYquJMZUBCO6_h9LMizXeF1N2ETIqn1zuKN_R-ZACuVB2ZI8Ckm5yQNXfnQAxwotk4fsZh_hM5zb4p7Azup50ofCPoRZ1r/s1600/cafe+platform.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo9MhuazXy5FIldZ_fXoHgThHayPAqrp0YLOZQ773PBPG0SdKYquJMZUBCO6_h9LMizXeF1N2ETIqn1zuKN_R-ZACuVB2ZI8Ckm5yQNXfnQAxwotk4fsZh_hM5zb4p7Azup50ofCPoRZ1r/s320/cafe+platform.jpg" /></a>Sebuah sore di bulan September. <br />
Musim penghujan mulai menghampiri.<br />
Percik tempias air hujan, dan hembusan angin dingin serasa menusuk tulang.<br />
Gia merapatkan kancing <i>coat</i> panjangnya, sambil sesekali melirik jam tangan. Masih satu jam sebelum keretanya datang.<br />
<br />
Gia lantas berjalan ke sebuah cafe peron, berniat mencari kopi untuk menghangatkan tubuhnya.<br />
<br />
Di sebuah meja seberang, Gia melihat sosok laki-laki yang sangat dikenalnya. Tampak terkejut, tak sadar Gia memekik memanggilnya, "Pippo"<br />
<br />
Dia tampak terkejut. Rokoknya terjatuh, dan mereka saling berpandangan.<br />
Beberapa saat kemudian, <br />
"Apa kabar, Gi ?" tanyanya.<br />
"Aku... baik.. "<br />
Sedikit canggung, tapi senyum itu mengembang di antara mereka.<br />
"Mau secangkir kopi?" tawarnya.<br />
<br />
Gia tersenyum dan duduk di bangku di depan tempat dia duduk.<br />
Pippo masih saja keren seperti dulu, hanya saja rentang waktu belasan tahun telah membuatnya bertumbuh lebih tegap dan besar, dan wajah yang dewasa.<br />
<br />
Nama aslinya adalah Philip, tapi Gia memanggilnya Pippo. Dulu dia benci sekali dipanggil seperti itu, tapi Gia masih saja memanggilnya Pippo. Mereka tumbuh bersama di Junior High School di sebuah kota kecil. Philip adalah murid pendatang baru, tapi dengan cepat dia menjadi bintang yang bersinar karena ketampanan & bakatnya.<br />
<br />
Gia yang pertama jatuh cinta padanya. Siang itu sepulang sekolah, secara rahasia Gia meninggalkan sekuntum bunga forget-me-not, bunga kecil berwarna biru dan berputik kuning, di atas sadel sepeda Philip.<br />
Philip memungutnya dan membuangnya. Gia yang berdiri tak jauh dari situ berteriak, "Mengapa kau membuangnya?"<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL2ndB6Mg0Aj3Bj1SwQnxChXfGUQTwFzOjddoXp4MaAoFkYE8vEzyV_pE6C5H8LlEapf7HDIN1ywtdhcghRXgZfFtwxlCmmEoSf2IkWX_cNC6gD1_wcPzWk__4zBsSG11fqXcFcgf-o0AS/s1600/forgetmenot.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL2ndB6Mg0Aj3Bj1SwQnxChXfGUQTwFzOjddoXp4MaAoFkYE8vEzyV_pE6C5H8LlEapf7HDIN1ywtdhcghRXgZfFtwxlCmmEoSf2IkWX_cNC6gD1_wcPzWk__4zBsSG11fqXcFcgf-o0AS/s320/forgetmenot.jpg" /></a></div>"Mengapa aku harus menyimpannya?" tanya Philip balik.<br />
"Itu adalah tangkai bunga forget-me-not..." kata Gia.<br />
"Apa artinya?"<br />
"Simbol cinta dan harapan," jawab Gia, pipinya memerah dan panas seketika.<br />
"Kau tahu siapa yang menaruhnya di sini?" tanya Philip.<br />
"Aku," jawab Gia ragu.<br />
<br />
Philip tersenyum dan mengulurkan tangannya, "Untuk Cinta dan harapan."<br />
Gia menyambutnya, "Forget-me-not"<br />
<br />
Sejak saat itu mereka dekat dan bersahabat. Tiga tahun dalam kisah manis, pertengkaran kecil, dalam roman picisan.<br />
<br />
Philip menambahkan 2 kubus gula dalam secangkir kopinya, dan kopi Gia."Kau masih ingat?"<br />
"Iya," jawab Gia. "Dua kubus gula...untuk secangkir kopi yang tidak terlalu manis."<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6X4Fup9EwfQOcVPilQf7iSTadEAkyiLwrSamhWyQg4tK_kJdrPoaYFzYnBrZsaOIb4N2KUWSscHywjrG223pApk3jYJLnXvA2LPeVV_FVN5feNVKr-QRdShpXSoAPvkcElKyNALquSuun/s1600/sugar+cube.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6X4Fup9EwfQOcVPilQf7iSTadEAkyiLwrSamhWyQg4tK_kJdrPoaYFzYnBrZsaOIb4N2KUWSscHywjrG223pApk3jYJLnXvA2LPeVV_FVN5feNVKr-QRdShpXSoAPvkcElKyNALquSuun/s320/sugar+cube.jpg" /></a></div><br />
Philip tersenyum dan menyisir rambut hitamnya dengan jemarinya, kebiasaanya persis seperti 15 tahun yang lalu. Juntai rambutnya jatuh di pelipisnya. Membingkai wajah gagahnya dengan kesan angkuh dan dingin. Kesan yang menggetarkan hati Gia, bahkan hingga saat ini.<br />
<br />
"Menakjubkan melihatmu sekarang ini, Gi... Apakah kau menjadi guru sekarang?" tanya Philip.<br />
Gia tertawa kecil. "Iya, menjadi guru anak-anak kecil adalah impianku, hidupku menyenangkan dengan mengajar dan belajar bersama mereka."<br />
<br />
"Apakah kau menjadi seniman sekarang?" tanya Gia pula.<br />
Philip tersenyum. Dia mengeluarkan kotak kecil crayon berwarna-warni dari tas ranselnya. Dan selembar kertas tebal berukuran A4.<br />
"Aku bahkan bisa melukis dalam 5 menit," <br />
"Aku mempunyai 3 studio lukis, kapan-kapan mampir," cerita Philip sambil jemarinya lincah menggoreskan crayonnya.<br />
"Hidup di kota besar dengan pekerjaan yang tidak menentu merupakan tantangan bagiku, tapi aku menyukai cara ini. Merasakan gairah, semangat, ataupun kesedihan, keputusasaaan, dalam goresan warna..."<br />
<br />
Gia tidak berani bertanya, apakah Philip sudah menikah, atau berapakah anaknya sekarang. Setahu Gia, Philip bercita-cita menikah saat umurnya 50 tahun. Dan dulu, Gia tidak sanggup berpikir itu adalah dirinya yang bersanding bersamanya. 50 tahun, setua apakah itu...<br />
<br />
Philip beranjak pergi, keretanya mungkin sebentar lagi datang, dia memasukkan lukisannya dalam sebuah amplob, dan memberikannya pada Gia.<br />
"Selamat tinggal, Gi.." <br />
Seperti 15 tahun yang lalu, saat dia pergi dengan ke"diam"-mannya, dalam kesunyian kata-katanya, tapi begitu pedih menyayat hati Gia.<br />
<br />
Tapi, memahaminya dengan cita-citanya adalah bagian yang harus dia teguk dalam pahitnya cerita cinta mereka.<br />
Sekarang Gia bahagia dengan kehidupannya, menjadi guru anak-anak balita di kota kelahirannya, dengan seorang putri dan suami yang mencintainya.<br />
Dan Philip, dia masih saja menakjubkan dengan segala kemisteriusannya.<br />
<br />
Gia membuka amplob pemberian Philip, dia tersenyum melihat lukisannya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFKbZa8glnbjnW2L2E9KdLitgGpAQJ82vVfk3X8gpzDBqLbA1QoMOsmYGoLaf2yPyB6P1QTPa5ycqHY1UHYLGLBnh6BTL98d-nypWKfPVSvN-B2fcmPfbIkkHDwRsOwCaRZOp3XznyML9s/s1600/forgetmenot+paint+0philip.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFKbZa8glnbjnW2L2E9KdLitgGpAQJ82vVfk3X8gpzDBqLbA1QoMOsmYGoLaf2yPyB6P1QTPa5ycqHY1UHYLGLBnh6BTL98d-nypWKfPVSvN-B2fcmPfbIkkHDwRsOwCaRZOp3XznyML9s/s320/forgetmenot+paint+0philip.JPG" /></a></div><br />
<div style="text-align: center;">***</div><div style="text-align: center;"></div>Backgorund cerita terinspirasi dari lagu Mayumi Itsuwa, <b>AMAYADORI.</b><br />
<br />
<br />
<center><embed align="top" allowfullscreen="false" flashvars="configURL=http://www.mp3-codes.com/cache/singles/491672.xml&au=true&lp=1&sh=0&bg=0x000000&vl=100&al=100" height="108" scale="noscale" src="http://i47.photobucket.com/albums/f165/alexdale1/singlev23.swf" width="305" wmode="transparent"></embed><br />
<br />
<br />
<small><a href="http://www.mp3-codes.com/" target="_blank">Free MP3 Downloads at MP3-Codes.com</a></small></center><br />
<br />
<div style="color: #0b5394;"><span style="color: black;">(Kira-kira) lagu AMAYADORI artinya sebagai berikut :</span><br />
<span style="color: black;"> </span> <br />
Ekino homu de mikaketa</div><div style="color: #783f04;"><i>Tanpa sengaja, aku bertemu denganmu di peron stasiun kereta</i></div><div style="color: #0b5394;">Anata wa mukashi no koibito</div><div style="color: #783f04;"><i>Kau, kekasihku dimasa lalu</i></div><div style="color: #0b5394;">sono, natsukashi yokogao</div><div style="color: #783f04;"><i>Memandangi raut wajahmu sekilas</i></div><div style="color: #0b5394;">Omowazu koe o kaketa watashi</div><div style="color: #783f04;"><i>Tanpa kusadari, aku memanggilmu</i></div><div style="color: #0b5394;">Anata wa odoroita yo o ni</div><div style="color: #783f04;"><i>Kau terlihat terkejut,</i></div><div style="color: #0b5394;">Tabako o otoshite shimatta</div><div style="color: #783f04;"><i>Rokokmu terjatuh</i></div><div style="color: #0b5394;">Kudake chitta honoo no hibi ga</div><div style="color: #783f04;"><i>Jembatan diantara kita sekarang sudah habis terbakar</i></div><div style="color: #0b5394;">Tsuka no mani, yomigaeri</div><div style="color: #783f04;"><i>Semua memori seakan terlintas kembali</i></div><div style="color: #0b5394;">Mitsume au,</div><div style="color: #783f04;"><i>Kita saling memandangi satu sama lain</i></div><div style="color: #0b5394;"><br />
</div><span style="color: #0b5394;">doo shiteru ima wa Arekara kimi wa,</span><i> </i><br />
<div style="color: #783f04;"><i>Apa kabarmu </i><i>Sejak saat itu</i> </div><div style="color: #0b5394;">Genki ni shiteru wa Itsu datte watashi,</div><div style="color: #783f04;"><i>Aku baik-baik saja, Hidupku menyenangkan</i></div><div style="color: #0b5394;">Ocha demo nomou</div><div style="color: #783f04;"><i>Apakah kau mau secangkir kopi?</i></div><div style="color: #0b5394;">Sukoshi no jikan,</div><div style="color: #783f04;"><i>Sebentar saja</i></div><div style="color: #0b5394;">Densha wa Toori sungite yuku</div><div style="color: #783f04;"><i>Kereta segera berjalan cepat </i></div><br />
<div style="color: #0b5394;">Anata wa koohi kappu ni Kakkusatoo futatsu irete</div><div style="color: #783f04;"><i>Kau menambahkan 2 sendok gula ke dalam kopimu</i></div><div style="color: #0b5394;">Ima no boku wa,konna mono sato</div><div style="color: #783f04;"><i>Dan berkata “Kau masih mengingatnya dengan baik”</i></div><div style="color: #0b5394;">Warai nagara kami o kaki ageta</div><div style="color: #783f04;">Kau tersenyum, dan menyisir rambutmu dengan tanganmu</div><div style="color: #0b5394;">Soo dakedo fushigi ne</div><div style="color: #783f04;"><i>Terasa aneh</i></div><div style="color: #0b5394;">Anohi wakareta koto mo</div><div style="color: #783f04;"><i>A</i><i>lasan kita berpisah hari itu</i></div><div style="color: #0b5394;">Tada amari ni wakasugita dakedato futari</div><div style="color: #783f04;"><i>Kita hanya terlalu muda (saat itu)</i></div><div style="color: #0b5394;">Tagai ni yurushi aeru</div><div style="color: #783f04;"><i>Kita bisa saling memaafkan sekarang </i></div><br />
<div style="color: #0b5394;">Aishitawa, watashi Anata no koto o</div><div style="color: #783f04;"><i>Aku yang pertama mencintaimu</i></div><div style="color: #0b5394;">ima wa betsu betsu no Yume o ou kedo</div><div style="color: #783f04;"><i>Sekarang kita di jalan yang terpisah mengejar impian kita masing-masing</i></div><div style="color: #0b5394;">Meguri aiwa Sutekina koto ne</div><div style="color: #783f04;"><i>Menakjubkan melihatmu dalam perubahan ini</i></div><div style="color: #0b5394;">Amayodori suru yoo ni futari</div><div style="color: #783f04;"><i>Rasanya seperti kita berdua berteduh dari hujan</i> </div><br />
<br />
Disarikan dari : <br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1262016897">http://www.youtube.com/watch?v=TUe-hPpOjmc</a><br />
dan<br />
<a href="http://doublewind.wordpress.com/2007/12/25/amayadori-itsuwa-mayumi/">http://doublewind.wordpress.com/2007/12/25/amayadori-itsuwa-mayumi/</a>Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-16457892028394771982010-05-19T00:03:00.013+07:002011-10-28T21:41:25.432+07:00Pesan dalam Lipatan 1000 Bangau Kertas<div class="separator" style="clear: both; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><span class="Apple-style-span">The legend of 1000 paper cranes ;</span></b></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span"> </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span"> </span></div><div class="separator" style="clear: both; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnpdYv-BCd5FBFa__umJq-2mdgXe8UxbIebtY5GtPihGMrV66NR4npOddFIU8tMxCy8qZPY9rX6upoTQjYsXhJdpTuRoegLHQ73Cjs3TrHaVanN1xKYrxduJJoIfjuP1HbaQjiDgPJfdKs/s1600/2080432001_17faef5479_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnpdYv-BCd5FBFa__umJq-2mdgXe8UxbIebtY5GtPihGMrV66NR4npOddFIU8tMxCy8qZPY9rX6upoTQjYsXhJdpTuRoegLHQ73Cjs3TrHaVanN1xKYrxduJJoIfjuP1HbaQjiDgPJfdKs/s200/2080432001_17faef5479_o.jpg" width="163" /></span></a></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span"> </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Sadako Sasaki adalah gadis kecil korban (tidak langsung) bom Hirosima, yang divonis menderita leukimia-penyakit yang banyak diderita korban tidak lansung bom atom- pada saat dia berumur 2 tahun.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Oleh sahabatnya Chizuko, diceritakanlah tentang legenda barangsiapa bisa melipat 1000 bangau kertas maka keinginannya akan terkabulkan.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Sadako Sasaki dengan semangat berusaha membuat lipatan 1000 bangau kertasnya, dengan kertas seadanya (pada jaman itu kertas sangat terbatas).</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Tapi Sadako Sasaki hanya berhasil menyelesaikan 644 buah. Dia meninggal dunia.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Semangat Sadako Sasaki itulah yang menginspirasi teman-teman sekolahnya untuk membuat lipatan 1000 bangau kertas sesuai impian Sadako. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Sekarang di jepang sudah ada sebuah yayasan yang diberi nama Sadako World Peace Project for Children, sebuah organisasi non-profit yang memperjuangkan kedamaian dunia terutama bagi anak-anak.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">Kisah Sadako dan 1000 burung kertas mengajarkan kepada dunia bahwa sebuah perbuatan kecil dan sederhana jika dilakukan dengan kesungguhan hati, bisa memberi dampak yang besar bagi dunia.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">to be continued...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span">***</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span"> </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span class="Apple-style-span"> </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px;"><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">1000 bangau kertas...</span></div></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Fino melipat bangau yang terakhir.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Bangau kertas yang ke-1000.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Fino menggantungkan bangau-bangau kertas itu masing-masing dengan seutas benang, dan ditautkannya pada ranting-ranting patahan pohon kering. Ratusan bangau kertas berwarna-warni kini berayun-ayun pada ranting kering.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Tidak mungkin bagiku mengatakannya, Kei... jika aku mengungkapkannya aku mungkin akan kehilangan Rena... "</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Sampai kapan kau berlindung di balik persahabatan? Ayolah Fino, untuk sekali seumur hidupmu, cobalah kau jujur pada dirimu sendiri..."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Aku hanya takut kehilangan Rena, itu saja..."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><div style="font-style: normal; margin: 0px;"><span class="Apple-style-span">Di akhir perdebatannya dengan Keisa, sahabatnya itu bahkan Fino masih saja menyisakan ragu di hatinya. Haruskah dia mengungkapkan perasaan cintanya pada Rena?</span></div></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Mereka bertiga dekat satu sama lain dalam arti pertemanan. Tapi rasa yang berbeda muncul pada Rena. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Seminggu yang lalu Rena masuk Rumah Sakit, penyakit tukak lambungnya kumat lagi. Mungkin dia terlalu excited dengan mempersiapkan pernikahannya dengan Dio.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span">***</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY16i-pgQz5is5p6_0TlU_Nb9y3heRTWXGtJmz0WzgTxNIPNHGYc4khtDKu5WLGMpS81wo4zmdJbJMy6PAq2ooEY5fOASBGvqrWGCUBcP0lkf94Vsn6ezzZfIc1euY5Mqgcwb8qCQghyiu/s1600/lorong2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY16i-pgQz5is5p6_0TlU_Nb9y3heRTWXGtJmz0WzgTxNIPNHGYc4khtDKu5WLGMpS81wo4zmdJbJMy6PAq2ooEY5fOASBGvqrWGCUBcP0lkf94Vsn6ezzZfIc1euY5Mqgcwb8qCQghyiu/s320/lorong2.jpg" /></a></div><span class="Apple-style-span">Sore ini Fino kembali berkunjung ke Rumah Sakti tempat Rena dirawat. Seperti biasa, setiap pulang kerja...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Di Lorong, dia berpapasan dengan Keisa, tapi sahabatnya itu tidak banyak bicara, dan seakan-akan ingin segera pamit pergi.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Fino membuka pelan pintu kamar rawat inap Rena.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Apa kabarmu, sayangku..." sapa Fino.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Tatapan Rena dingin tak seperti biasanya.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Aku membawa beberapa apel, kamu mau?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Fino, aku mau bertanya, apa maksudmu melipat bangau kertas?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Fino tercenung. Dia tidak pernah bercerita apa pun tentang lipatan bangau itu...kecuali....YA. Pada Keisa!</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Fino menahan dirinya untuk tidak menyebut tentang Keisa.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Kau selalu suka dengan cerita Sadako San... Bukankah kau bilang kalau suatu hari nanti kamu ingin melipat 1000 bangau kertas untuk make a wish?" kata Fino lembut.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Make a Wish? Make a Wish?? Iya, tentu saja...Tapi itu my wish...bukan your wish..."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Apa maksudmu??" tanya Fino heran.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Jangan BODOH, Fino.... kalau aku yang punya a Wish maka aku sendiri lah yg seharusnya melipat 1000 bangau kertas itu, dan bukan KAMU!!"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Fino terhenyak. Belum pernah dia melihat Rena semarah itu. Dia selalu manis dan lemah lembut. Bahkan terkadang mirip </span><span class="Apple-style-span">rapuh</span><span class="Apple-style-span"> daripada</span><span class="Apple-style-span"> lembut</span><span class="Apple-style-span">.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">***</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Di kamarnya Fino memandangi bangau warna-warni yang berayun-ayun ditiup angin yang berhembus dari jendela kamarnya.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Mereka begitu sunyi dan bisu, mengepak-ngepakkan sayapnya yang kadang tak sempurna lipatannya. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Ada yang dilipat di saat dia break makan siang...</span><br />
<span class="Apple-style-span"></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Ada yang dilipat di atas tempat tidur, menunggu kantuk dan rasa payah menyergapnya...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Ada yang dilipat di tengah malam, saat dia terbangun dalam gelisahnya...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Banyak cerita yang ikut 'terlipat' bersama mereka....</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><br />
<span class="Apple-style-span">***</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Apa yang sebenarnya terjadi, Kei?" tanya Fino siang itu, Keisa mampir ke kantornya.</span><br />
<span class="Apple-style-span">"Maaf Fino, aku sudah mengacaukan semuanya...Aku mengatakan pada Rena tentang bangau-bangau itu..."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"></span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Iya...Tapi...Kenapa?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Tahukah kamu mengapa Rena masuk Rumah Sakit?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Tukak lambung, kan?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> Keisa menatap pilu pada Fino.</span><br />
<span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Rena mengetahui Dio berselingkuh. Dia stres berat...karena itulah tukak lambungnya kumat"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">DAMN...!!!</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Kalimat Kei bagaikan palu godam menghujam kepala Fino seketika. Dia bisa merasakan kemarahan, kesedihan, kekalutan, mungkin hampir sama yang dirasakan Rena waktu itu.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Mereka sedang mempersiapkan pernikahan, bukan?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Keisa menggeleng.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Kami berdua menyembunyikan itu dari kamu, Fino... Itulah mengapa Rena bilang Dio sedang bertugas keluar kota...Mereka tidak lagi saling bertemu."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Lalu mengapa kau bilang padanya tentang bangau-bangau itu...?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Sorri, Fin...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Aku marah pada Rena waktu itu. Dia menangis tak pernah berhenti. Sepanjang malam, pagi, dan siang. Dia baru berhenti ketika jam berkunjungmu hampir tiba.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Aku bilang padanya, Fino bahkan percuma membuatkan lipatan 1000 bangau kertas...Dia seakan-akan menyerah pada keterpurukannya...Dan aku benci melihatnya seperti itu."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Oh.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">***</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Sudahlah. Kau tidak perlu berpura-pura lagi. Kau berhenti menangis saat aku tidak ada?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Tolong Fin...aku butuh istirahat. I'm fine. Besok aku boleh pulang. Dan kamu tidak perlu repot lagi mampir ke Rumah Sakit. Bukannya dari kecil kamu benci bau Rumah Sakit?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Ren... aku tidak repot untuk mampir ke sini..."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Terima kasih, kalau kamu mau meninggalkan aku sendiri."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sangat dingin. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span> <br />
<span class="Apple-style-span"><br />
</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjApvZEFYNAHV8LIAmT7T97QRVjMUy5vBFHs3UDXmLRGrtIlFe4CtEfdck17Dghi4GbL3ssEtHDKcp9J1gyfUeCMkRKrjZHp1eZ1GGOWyEaTVDAyd9dMK6YlBlQzUI7_94cc42oBtwKSrBm/s1600/secret+admirer.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjApvZEFYNAHV8LIAmT7T97QRVjMUy5vBFHs3UDXmLRGrtIlFe4CtEfdck17Dghi4GbL3ssEtHDKcp9J1gyfUeCMkRKrjZHp1eZ1GGOWyEaTVDAyd9dMK6YlBlQzUI7_94cc42oBtwKSrBm/s320/secret+admirer.jpg" /></a><br />
<span class="Apple-style-span">Fino melangkah dengan galau. </span><br />
<span class="Apple-style-span"> Dia tahu Rena sedang terluka hatinya. Dia gadis yang rapuh. Begitu rapuh seperti daun kering yang melayang turun dari tangkai batang pohon... </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Itulah Rena... </span><span class="Apple-style-span">cinta rahasianya.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Yang dia sukai saat mereka bersama-sama di bangku SMA,;di saat praktikum biologi membedah katak, di saat makan siang di kantin belakang sekolah, dan di setiap hari mereka berjalan kaki bersama ke sekolah...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Terlalu munafik jika Fino bahagia mendengar berita pernikahan Rena dan Dio. Tapi sungguh, mendengar mereka putus pun, hati Fino tidak menjadi lebih baik karenanya.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Fino tak mampu memaknai perasaaanya. Sebuah misteri...yang suatu hari nanti mungkin akan terjawab...mungkin juga tidak.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> ***</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Welcome Home," kata Keisa sambil membukakan pintu kamar Rena.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Rena berjalan menuju pintu lemari bajunya. Dia membuka daun pintunya yang kokoh itu.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Ke mana mereka, Kei?" tanya Rena.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Maksudmu?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Jangan pura-pura!" bentak Rena dengan nada tinggi.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Yach, Rena sedang menanyakan tentang baju-baju yang dia persiapkan untuk hari pernikahannya. Keisa telah menyingkirkan mereka dari lemari Rena.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Rena melihat sebuah pot batang pohon dengan ranting-ranting kering. Ratusan bangau kertas berayun-ayun di rantingnya. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Kebodohan apalagi ini???"</span><br />
<span class="Apple-style-span">"Aku yang membawanya kemari, Ren..." kata Keisha.</span><br />
<span class="Apple-style-span">"Kalian berdua sudah bersekongkol, ya?"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Rena mencabuti bangau-bangau itu dari rantingnya dengan marah. Utasan benang tipis itu dengan mudah putus ditarik genggaman tangannya.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Aku tidak akan make a Wish... He did make a Wish...Dasar bangau sialan! Sialan kalian!"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"RENA!" bentak Keisha.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Cukup keras, untuk membuat Rena berhenti dari tingkah kalapnya mengoyak pohon bangau itu.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Kamu yang BODOH. Tahukah kamu berapa lama Fino mempersiapkan ini untukmu? Dua bulan tanpa henti!"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Yaaaaaa.....Dan sekarang Wish dia terkabul.... Dan aku tidak...!!!"</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Jangan sok tahu kamu, Ren! Dia tidak sejahat itu..."</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Iyaaaaaa....Kamu kan his best friend...Tentu saja kamu bilang yang baik-baik tentang Fino."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">"Semoga saja kamu sadar betapa BODOHnya kamu mempercayai bahwa ini semua terjadi karena 1000 bangau kertas ini..."</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Keisa dengan sekejab menghilang dari pandangan Rena.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Detik terasa berhenti. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sunyi...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Rena mendorong jatuh pohon bangau itu...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">BRAKKKK!!!</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Kini ratusan bangau warna-warni itu berserakan di atas lantai kamarnya... tanpa kehidupan.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Rena berbaring di atas lantai di sebelah mayat pohon bangau itu.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">YA, mengapa dia begitu mempercayai mitos bahwa harapan yang dibuat dengan melipat 1000 bangau kertas itu akan menjadi kenyataan...</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Benarkah Fino membuat dia terpisah dari Dio dengan cara semistis itu??</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sebulir air matanya jatuh berleleran di pipinya. </span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Di dalam pandangan kaburnya, Rena melihat 'seekor' bangau yang lain dari yang lain. Ukurannya lebih besar daripada yang lainnya. Dengan warna EMAS, satu-satunya warna yang berbeda.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Rena memungutnya dan membuka lipatannya.</span></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSP2w9f0cEbMCyyCTPQnsVkZM8XcQy1h7vo2M-t3274ospU4lpb_N2tJqobRtT8zRXLUSR8itepjoDYJfAssGVV9tHIXgfgXk3QntXRL_VjyhGkgM7BIiLpHw_c1raFerk9asST9ietThG/s1600/golden+crane.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSP2w9f0cEbMCyyCTPQnsVkZM8XcQy1h7vo2M-t3274ospU4lpb_N2tJqobRtT8zRXLUSR8itepjoDYJfAssGVV9tHIXgfgXk3QntXRL_VjyhGkgM7BIiLpHw_c1raFerk9asST9ietThG/s320/golden+crane.jpg" /></a></div><span class="Apple-style-span"><br />
</span> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"> </span> </div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><i>I</i><i>mpianmu, Rena...</i></span><i><span class="Apple-style-span">Your wish...</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Suatu hari melipat 1000 bangau kertas.</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Hari ini, aku berhasil mewujudkannya untukmu.</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Untuk setiap hari yang aku lalui bersamamu,</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Untuk setiap senyum manis yang selalu aku kagumi,</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Untuk setiap kenangan yang pernah kita miliki,</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Terima kasih telah menjadi temanku selama ini.</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span"> </span></i> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Dan jika aku boleh "Make A Wish upon these 1000 cranes..."</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span"> </span></i> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Aku akan meminta kau bahagia dengan pernikahanmu dengan Dio.</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Hidupmu penuh dengan cinta selamanya...</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Sehingga aku tetap bisa melihat senyum di bibir indahmu...</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span"> </span></i> </div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px; text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span">Love, Fino</span></i></div><div style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-style: normal; margin: 0px;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div>Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-20434549050713772742009-10-09T13:45:00.008+07:002010-11-03T18:02:57.184+07:00Bingkai Waktu di Ujung Jembatan<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiBZp_ASqP7kmbYZTcOWnmkEJrkJ0e92zguhEwaAdOk-2Y6xlpELVvH1OlmLmNrpnZaOI7cAl0jPlk5ec8U9WHTYwIdS31haQq8I0dx9yt5-Siz84wduw7d1n8CTwKFCOq6agZ8CdW8AXA/s1600/bingkai.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiBZp_ASqP7kmbYZTcOWnmkEJrkJ0e92zguhEwaAdOk-2Y6xlpELVvH1OlmLmNrpnZaOI7cAl0jPlk5ec8U9WHTYwIdS31haQq8I0dx9yt5-Siz84wduw7d1n8CTwKFCOq6agZ8CdW8AXA/s200/bingkai.jpg" width="168" /></a>Rianti mengayuh sepedanya dengan sedikit menggigil. Musim hujan akan segera datang tampaknya. Angin berhembus kencang, menerbangkan dedaunan kering yang jatuh melayang dari pokok pohon. Udara terasa lebih dingin dan basah.</div><br />
Setiap hari Rabu, Rianti pulang sekolah terlambat, karena dia mengikuti ekstra kurikuler seni drama. Biarpun rumahnya agak jauh dari sekolahnya, Rianti tetap bersemangat ikut, karena dia selalu mengangankan jadi pementas teater. Memainkan peran-peran sederhana, dengan dandanan apa adanya, sesederhana impiannya...<br />
<br />
Dalam perjalanan dari sekolah ke rumah, dia melewati jembatan tua yang dibangun sejak jaman kolonial.Dulunya merupakan satu-satunya penghubung antara kota bagian Barat dan Timur, untuk melintasi sungai besar yang membelah kota kelahirannya itu. Tapi jembatan itu begitu khas bagi Kediri, bagi Rianti pula. Karenanya dia suka menengok kiri-kanan saat bersepeda melintas jembatan. Melihat tepian air cokelat, melihat para pemancing lokal berjejeran di trotoar jembatan,melihat kerlip lampu kota di seberang sungai, apa pun itu...Rianti selalu menyukai derik suara ban sepedanya saat menggilas aspal tipis di atas jembatan.<br />
<br />
Dan setiap kali Rianti sampai di ujung jembatan tua itu, dia melihat seorang laki-laki tua meringkuk duduk di sebelah rak kayu, dengan beberapa dagangan rokok yang cuma beberapa bungkus saja. Dia meringkuk, bergelung dalam sarungnya yang kumal, sambil menyedot rokok kretek lintingan.<br />
<br />
Di antara deru angin malam, ditemani nyala lampu tempel yang temaram, bapak tua itu menunggu. Menunggu pelanggannya membeli satu-dua batang rokok,kah?<br />
<br />
Tiap-tiap Rabu, bila Rianti ikut ekstra seni drama, dan dia pulang malam, dia melihat bapak tua itu. Kadang Rianti melempar senyuman, tapi wajah tua itu diam tanpa ekspresi. Dia serius dalam sikap duduknya yang bersila di atas sebuah kursi reot, sehingga mungkin tidak melihat wajah mungil Rianti yang tersenyum padanya dari seberang jalan sana.<br />
<br />
Tiga tahun masa SMA nya, di ujung jembatan itu Rianti menemukan sebuah kilasan-kilasan yang seakan-akan diputar berulang-ulang...Sehingga aneh rasanya, seakan dia sedang memotret pemandangan itu dalam benaknya, sebuah gambaran lelaki tua keriput, dengan rokok kretek lintingan, bergelung dalam sarung kumal, di samping rak kayu.</div><div style="text-align: center;"><br />
***<br />
<div style="text-align: justify;">Yang terjadi kemudian adalah Rianti diterima di sebuah Perguruan Tinggi Negeri terkenal, di luar Kediri. Lima tahun dia belajar di sana.Banyak cerita, tawa, kebahagiaan, prestasi, stres memikirkan ujian, jatuh cinta pada idola kampus, persahabatan, hidup Rianti berputar..<br />
<br />
<br />
<br />
Rianti bertumbuh dewasa, enggan bermain peran lagi, seolah-olah dia sudah menghapus keinginannya menjadi pemeran drama teater dengan peran sederhana dan dandanan apa adanya. Keinginan itu tidak penting lagi, Rianti sudah menggantinya dengan impian baru, tentunya.<br />
<br />
Tapi tentu Rianti tidak tahu apa yang terjadi pada potret kehidupan di ujung jembatan itu...Yang setiap Rabu semasa SMA-nya dia lewati. Bagaimana ceritanya si Bapak tua itu dengan rak kayu rokok-nya...?<br />
<br />
<div style="text-align: center;">***</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Aku sering melintasi jembatan itu,<br />
dengan sebuah cerita bisu,<br />
tentang seorang bapak tua penjual rokok.<br />
Aku merasa aku semakin berkembang,<br />
dan dia semakin menyusut...<br />
Aku semakin cemerlang,<br />
dan dia semakin kisut...</span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Sekarang, ujung jembatan itu kosong.<br />
Tidak ada potret laki-laki tua dengan sarung kumalnya<br />
atau dengan rokok kretek lintingan...<br />
Tidak ada cerita yang tersisa tentangnya.<br />
Entah pula siapa namanya.<br />
Tapi, potret itu telah kubingkai,<br />
setidaknya dalam benak kecilku..<br />
Untuk sekedar mengingatkanku,<br />
bahwa hidup terus berlalu,<br />
mencapai klimaksnya,<br />
dan suatu saat akan kembali menciut...<br />
<br />
<br />
-Rianti-</span><span style="font-size: 0px;"><br />
</span><br />
<div style="text-align: center;"><span style="font-size: 0px;"><span style="font-weight: bold;">Jembatan Brantas kota Kediri :</span></span><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span style="font-style: italic;">(sumber gambar : www.panoramico.com)</span><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;"></span></span></div><span style="font-style: italic;"><br />
</span><span style="font-size: 0px;"><br />
</span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixXuojCWv9tTC3c-FCroWizuLQqOWl5jcd8_8vomYaguEpM2Yeel_vy-dxCvP3c0VKtanKd1XKwLfAXNbZHcDgT6h-vdvl80xw5FE8dmljZ_oBXOMhqKlkOkLGzXI71lvxDaohDFEs29Dv/s1600-h/brantas+%40.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5390514612839974098" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixXuojCWv9tTC3c-FCroWizuLQqOWl5jcd8_8vomYaguEpM2Yeel_vy-dxCvP3c0VKtanKd1XKwLfAXNbZHcDgT6h-vdvl80xw5FE8dmljZ_oBXOMhqKlkOkLGzXI71lvxDaohDFEs29Dv/s400/brantas+%40.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 214px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 400px;" /></a></div></div><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcwURMMyslH8jzqOn2lt3NqjDCIbimMtMfqpZE-DnWr2aKcpAq08_SZMTVqCdOD4WzbYTAc4CHfU0fFhGvXwGy-l5eG_EZEzQYoB-wC1zDNEv4WWIsDiDoj3JOv5P6-OcNlQEMG5XM1kRk/s1600-h/jembatan+brantas+kediri.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5390513557417756690" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcwURMMyslH8jzqOn2lt3NqjDCIbimMtMfqpZE-DnWr2aKcpAq08_SZMTVqCdOD4WzbYTAc4CHfU0fFhGvXwGy-l5eG_EZEzQYoB-wC1zDNEv4WWIsDiDoj3JOv5P6-OcNlQEMG5XM1kRk/s400/jembatan+brantas+kediri.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 252px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 400px;" /></a><br />
<center><embed
src="http://i47.photobucket.com/albums/f165/alexdale1/singlev23.swf"
flashvars="configURL=http://www.mp3-codes.com/cache/singles/336787.xml&au=true&lp=1&sh=0&bg=0x000000&vl=100&al=100"
allowfullscreen="false"
width="305"
height="108"
scale="noscale"
align="top"
wmode="transparent"><br />
</embed><br /><br />
<small><a href="http://www.mp3-codes.com" target="_blank">Free MP3 Downloads at MP3-Codes.com</a></small></center>Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-238064200219271730.post-58802726406656634422009-09-28T15:50:00.006+07:002010-11-03T17:58:17.062+07:00Flying Without Wings<pre style="font-family: Verdana,sans-serif;"><h3 style="font-style: italic;"></h3><pre style="font-family: Verdana,sans-serif;"><h3 style="font-weight: normal; text-align: right;"><span style="font-size: small;"> by Westlife</span></h3></pre><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBXZZ9NXfTyByzEPyK0hv0fgNUKM_aAkH6gVITXv7SlpqLPsaIxll7YU8vqy_z6WnhbbuT2aAU493UMlJr5GK-w2f6EPh0H7eY8lRxewZRhtMXTJbZSjXwJ2LvmhwO7AL7eUEsadyclhI2/s1600/bird+and+girl.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBXZZ9NXfTyByzEPyK0hv0fgNUKM_aAkH6gVITXv7SlpqLPsaIxll7YU8vqy_z6WnhbbuT2aAU493UMlJr5GK-w2f6EPh0H7eY8lRxewZRhtMXTJbZSjXwJ2LvmhwO7AL7eUEsadyclhI2/s400/bird+and+girl.jpg" width="400" /></a></div><h3 style="font-style: italic;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;">[Shane:]</span>
<span style="font-weight: normal;">Everybody's looking for that something</span>
<span style="font-weight: normal;">One thing that makes it all complete</span>
<span style="font-weight: normal;">You'll find it in the strangest places</span>
<span style="font-weight: normal;">Places you never knew it could be</span>
<span style="font-weight: normal;">Some find it in the face of their children</span>
<span style="font-weight: normal;">Some find it in their lover's eyes</span>
<span style="font-weight: normal;">Who can deny the joy it brings</span>
<span style="font-weight: normal;">When you've found that special thing</span>
<span style="font-weight: normal;">You're flying without wings</span>
<span style="font-weight: normal;">[Mark:]</span>
<span style="font-weight: normal;">Some find it sharing every morning</span>
<span style="font-weight: normal;">Some in their solitary lives</span>
<span style="font-weight: normal;">You'll find it in the words of others</span>
<span style="font-weight: normal;">A simple line can make you laugh or cry</span>
<span style="font-weight: normal;">You'll find it in the deepest friendship</span>
<span style="font-weight: normal;">The kind you cherish all your life</span>
<span style="font-weight: normal;">And when you know how much that means</span>
<span style="font-weight: normal;">You've found that special thing</span>
<span style="font-weight: normal;">You're flying without wings</span>
<span style="font-weight: normal;">So, impossible as they may seem</span>
<span style="font-weight: normal;">You've got to fight for every dream</span>
<span style="font-weight: normal;">Cos who's to know which one you let go</span>
<span style="font-weight: normal;">Would have made you complete</span>
<span style="font-weight: normal;">[Shane:]</span>
<span style="font-weight: normal;">Well, for me it's waking up beside you</span>
<span style="font-weight: normal;">To watch the sunrise on your face</span>
<span style="font-weight: normal;">To know that I can say I love you</span>
<span style="font-weight: normal;">In any given time or place</span>
<span style="font-weight: normal;">[Mark:]</span>
<span style="font-weight: normal;">It's little things that only I know</span>
<span style="font-weight: normal;">Those are the things that make you mine</span>
<span style="font-weight: normal;">And it's like flying without wings</span>
<span style="font-weight: normal;">Cos you're my special thing</span> </span></h3><h3 style="font-style: italic;"><span style="font-size: small;">
<span style="font-weight: normal;">I'm flying without wings</span>
<span style="font-weight: normal;">[Shane:]</span>
<span style="font-weight: normal;">And you're the place my life begins</span>
<span style="font-weight: normal;">And you'll be where it ends</span>
<span style="font-weight: normal;">[Mark:]</span>
<span style="font-weight: normal;">I'm flying without wings</span>
<span style="font-weight: normal;">And that's the joy you bring</span>
<span style="font-weight: normal;">I'm flying without wings</span></span></h3></pre><br />
<center><embed
src="http://i47.photobucket.com/albums/f165/alexdale1/singlev23.swf"
flashvars="configURL=http://www.mp3-codes.com/cache/singles/184946.xml&au=true&lp=1&sh=0&bg=0x000000&vl=100&al=100"
allowfullscreen="false"
width="305"
height="108"
scale="noscale"
align="top"
wmode="transparent"><br />
</embed><br /><br />
<small><a href="http://www.mp3-codes.com" target="_blank">Free MP3 Downloads at MP3-Codes.com</a></small></center>Hetty Rafika (Gayatri Shop)http://www.blogger.com/profile/15197627005399891382noreply@blogger.com0